Skip to content

Kala cemeti, monster di kegelapan

February 10, 2010

Bagi para pecandu film Harry Potter terutama sekuel “Harry Potter and the Goblet of Fire”, penampilan binatang ini mungkin tidak luput dari perhatian para penonton. Tampangnya yang menyeramkan dengan duri-duri yang tajam di  bagian capitnya menambah semakin seram dengan kisah film Harry Potter yang khas dengan cerita magis dibumbui dengan binatang-binatang yang aneh. Dalam aksinya di film Harry Potter, kala cemeti nampak menjadi bahan demonstrasi dalam kelas. Binatang ini digambarkan bisa membesar badannya dan meregangkan capitnya yang seram seakan siap menelan apa yang ada di depannya. Sang guru, Mad-Eye Moody, pun sempat bilang kalau binatang itu tidak berbahaya ketika kala cuka menempel di kepala muridnya.

Salah satu aksi kala cemeti dalam film Harry Potter

Kala cemeti yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan “whip-spider” atau “tailess whip-scorpiones” dalam bahasa latin dikenal dengan Amblypygi merupakan salah satu binatang dalam Kelas Arachnida, sub-phyllum Chelicerata yang tidak berbahaya meskipun mempunya penampakan yang menyeramkan.

Kelompok ini dicirikan dengan bentuk tubuh yang pipih, dengan capit yang dilengkapi dengan duri-duri yang panjang dan tajam, kaki empat pasang dengan sepasang kaki paling depan telah termodifikasi berbentuk antena yang tersusun oleh puluhan ruas menambah penampakan yang semakin menyeramkan. Bagian tubuh secara khas dibedakan menjadi dua bagian yaitu Prosoma (cephalothorax) dan abdomen. Semua pasang kaki melekat di bagian prosoma yang merupakan bagian kepala (cephala) dan dada (thorax) yang mereduksi menjadi satu.

Binatang ini mempunyai delapan mata yang tersusun menjadi tiga kelompok mata yaitu sepasang mata tengah yang terdiri dari dua mata, kemudian dua kelompok mata yang berada di bagian samping terdiri masing-masing tiga mata. Peran mata di binatang ini rasanya kurang banyak berperan mengingat kala cemeti lebih banyak hidup dan beraktifitas di malam hari dan lebih menyukai tempat-tempat yang lembab dan gelap. Read more…

Diancistrus typhlops Nielsen et al., 2009

January 29, 2010

Diancistrus typhlops (Ophidiiformes, Bythitidae), satu jenis ikan gua yang ditemukan di perairan payau dalam gua di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. (Ph. C. Rahmadi)

Karstarma waigeo Wowor & Ng, 2009

January 29, 2010

Karstarma waigeo is known from two caves in Waigeo Island 9Ph. C. Rahmadi)

Karstarma ardea Wowor & Ng, 2009

January 29, 2010

Karstarma ardea, the crab species whic is only known from single cave in Waigeo Island (Ph. C. Rahmadi)

Krisis taksonomi di Biologi Gua

July 2, 2008

Elliot (2005) said :

” Seandainya kita tidak tahu kekayaan keanekaragaman hayati kita, kita tidak akan pernah bisa melestarikan komponen-komponen yang ada.”

I said :

” Indonesia belum tahu secara pasti berapa kekayaan keanekaragaman hayati di kawasan karst, sehingga hal ini akan menyulitkan untuk melindungi dan melestarikan kawasan karst dan gua serta kehidupan yang ditopangnya.”

Critical Issues in Cave Biology

July 2, 2008

Dalam makalah yang berjudul ” Critical Issues in Cave Biology” Elliot (2005) menyatakan ada beberapa isu kritis yang patut dicermati terhadap kondisi Biologi Gua di Amerika Utara. Beberapa isu tersebut adalah:

  1. Ancaman terhadapa keanekaragaman hayati
  2. Tekanan terhadap gua dan kehidupan di dalam gua
  3. Krisis Taksonomi
  4. Bias pada hewan bertulang belakang saja
  5. Kebutuhan akan perlunya metode sensus yang lebih baik
  6. Kurangnya kekuatan kerja di dalam biologi gua
  7. Kurangnya pendanaan

Dari 7 isu tersebut mungkin untuk tinjauan Indonesia akan meningkat tiga kali lipat dari jumlah isu di atas mengingat kondisi bangsa ini yang masih jauh dari mengenal apa itu CAVE BIOLOGY

Eonycteris spelaea Dobson, 1873

June 23, 2008

EONYCTERIS

Genus ini di Indonesia hanya terdapat dua jenis yaitu

1. Lalai besar (Eonycteris major) yang sebarannya dari Kalimantan, Malaysia Timur dan Filipina.

2. Lalai kembang (Eonycteris spelaea) yang tersebar di India, Myanmar, Thailand, Indochina, Malaysia, Filipina, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara dan SUlawesi.

 

Mengapa fauna khas gua begitu menarik

June 19, 2008

Apakah kita harus mengabaikan kekayaan yang telah diberikan di bawah bumi kita ini, kekayaan yang begitu tidak ternilai oleh materi, namun nampaknya masih banyak yang menutup mata.

Lihatlah kekayaan fauna gua kita :

” ….. dengan tingginya proporsi tingkat endemisitas, kelompok takson yang secara filogeni terisolasi dan fauna yang telah berevolusi begitu tinggi, fauna gua di Asia Tenggara nampaknya menunjukkan keunikan dan kerapuhan warisan biologi…. “

” Lebih dari 150 jenis fauna khas gua yang telah dideskripsi di Asia Tenggara dan masih banyak lagi baru sampai tingkat morfospesies atau bahkan jenis-jenis lain yang belum jelas status ekologinya .”

Beberapa jenis yang ada di gua tidak mempunyai kerabat di luar gua di belahan bumi manapun, namun di habitat gua di kawasan Asia Tenggara nampaknya sangat beragam seperti keberadaan Stenasellus (Isopoda) dan Bogidiellidae (Amphipoda) “

Deharveng, 2003 in Encyclopedia of Cave and Karst (Gunn, J.  ed.)

Perlindungan dan Pelestarian Fauna Gua di Indonesia: mungkinkah

June 19, 2008

Fauna gua masih menjadi domain yang asing bagi para pegiat pelesatarian satwa liar yang lebih banyak bergerak di satwa bertulang belakang. Sedangkan jenis-jenis yang renik dari kegelapan gua sebenarnya tidak kalah terancamnya dengan jenis-jenis yang banyak diperjuangkan atau bahkan yang telah masuk daftar lindungan.

” Di Amerika Serikat, lebih dari separuh jenis-jenis yang terancama punah merupakan jenis yang berasal dari dalam gua. Dan kurang dari 4% sudah masuk dalam lindungan di negara bagian. ”

” .. di amerika juga disebutkan bahwa sedikitnya 6 jenis diperkirakan punah sebagai dampak aktivitas manusia dan secara global jumlah kepunahan jenis fauna gua tidak pernah diketahui.”

” Konservasi yang terbaik hanya diselesaikan dengan melindungi habitat gua dan sekaligus juga melindungi habitat yang berhubungan di habitat luar gua ”

(Culver et al. 2000 : )

Bagaimana dengan Indonesia, mari kita lihat bersama:

” Saat ini baru terdeskripsi 84 jenis invertebrata gua dan sekitar 44.05 % merupakan jenis-jenis khas gua. Namun dari semua jenis khas gua belum satupun yang masuk dalam daftar lindungan ataupun daftar rentan punah.”

(Rahmadi, 2006 on Seminar Biospeleologi dan Ekosistem Karst)

” Pemegang kebijakan perlindungan satwa liar belum sedikitpun mau melirik fauna gua sebagai aset bangsa yang perlu dilindungi.” 

Ten Reasons to Protect Karst Ecosystem

June 13, 2008

Oleh : CAHYO RAHMADI

Kawasan Karst merupakan salah satu ekosistem yang penting namun keberadaannya belum banyak diperhatikan. Beberapa kebijakan konservasi belum banyak menyentuh pada kawasan karst sebagai sebuah ekosistem yang layak untuk dilindungi dan diselamatkan. Ada beberapa alasan mengapa kawasan karst perlu di lindungi (diadopsi dari Watson et al. 1997).

1.Sebagai HABITAT berbagai jenis flora-fauna yang terancam punah

” Karst dan gua merupakan salah satu habitat berbagai jenis fauna yang menarik, namun terkadang keberadaannya sangat rentan oleh gangguan akibat perubahan lingkungan. Jenis-jenis yang bergantung dengan karst dan gua biasanya mempunyai kondisi yang telah teradaptasi dengan lingkungan karst dan gua.

Sebagai contoh fauna khas gua, keberadaan populasi fauna yang telah teradaptasi di dalam gua bisasanya mempunyai populasi yang sangat kecil dan rentan sekali untuk punah. Stenasellus javanicus yang ditemukan di Gua CIkaray Cibinong, sampai saat ini baru ditemukan di satu gua di kawasan karst yang sama. DI dalam guanya sendiri, hanya dua tempat hidup stenasellus yang masing-masing jumlah individunya tidak lebih dari 10 individu. Sedangkan jenis ini sangat-sangat tergantung dengan air perkolasi yang dihasilkan oleh resapan dari celah rekahan. Stenasellus tidak pernah hidup di sungai yang berasal dari luar gua.

Contoh lain, Nyteris javanica merupakan salah satu jenis kelelawar yang masuk kategori Vurnerable berdasarkan kategori IUCN. Jenis ini khas ditemukan hidup di Jawa dan keberadaan populasinya dilaporkan semakin menurun. Jenis ini di beberapa gua dilaporkan dengan populasi yang sangat kecil. “

2.Sebagai lokasi atau situs yang mempunyai mineral yang langka dan bentuk lahan yang unik

” Karst merupakan salah satu kawasan yang mempunyai bentukan bentang alam yang unik dan beberapa mempunyai karakteristik yang unik dan terkadang hanya terdapat dalam satu lokasi saja.

Beberapa kawasan karst di Indonesia dikenal mempunyai bentang alam yang sangat khas seperti Gunung Sewu dengan “conical hills” dan MAros karst dengan “tower karst” nya. Bentukan-bentukan inilah yang mempunyai nilai yang tak terukur.

Sehingga kawasan karst yang mempunya bentang alam yang khas akan sangat disayangkan kalau dihancurkan hanya untuk kepentingan industri sesaat. “

3.Sebagai situs yang penting untuk mempelajari geologi, geomorfologi, palaentologi dan disiplin lainnya.

” Karst khususnya gua merupakan tempat yang menarik untuk mempelajari proses geologi sperti bagaimana terbentuknya gua, proses endapan ornamen-ornamen gua dnegan bentukan uniknya.

Jenis-jenis ornamen yang unik pun tidak terbentuk begitu saja namun membutuhkan waktu yang snagat lama unutk menjadi bentukan yang khas.

Dari sisi palaetologi, gua merupakan tempat yang cocok untuk menemukan sisa-sisa kehidupan dalam bentuk tulang-tulang hewan maupun manusia.

” Gua, ibarat suatu buku yang merekam berbagai episode geologi-bioekologi dan arkaeologi. Setiap langkah di dalamnya ibarat melintasi halaman yang berisi sejarah, dalam bahasa atau ungkapan yang memikat ”
( RKT Ko. 1997: Introduksi Karstospeleologi
)

Temuan fosil manusia bandung di Gua Pawon dan manusia “hobit” di flores telah menunjukkan betapa pentingnya kawasan karst sebagai buku sejarah umat manusisa dan kehidupan yang ada di masalalu. “

4.Sebagai situs bersejarah yang penting baik ditinjau dari segi sejarah maupun pra-sejarah.

” Karst dan gua merupakan tempat tersimpanya “buku sejarah” kehidupan manusia di muka bumi ini baik di masa pra-sejarah maupun sesudahanya. Tiap lapisan endapan yang ada di dalam gua terkadang mampu menceritakan apa yang terjada pada masa itu. Kehidupan manusianya pun

dapat diungkap dengan jelas dengan temuan-temuan yang tertinggal di tiap lapisan endapan. Seakan-akan, setiap lapisan merupakan lembar sejarah kehidupan manusa dan aneka kejadian di daerah itu pada masa lampau.

Fenomena alam yang terjadi pun terekam dengan jelas di setiap lapisan seperti terjadinya letusan gunung api yang dasyat, kebakaran, maupun kekeringan yang panjang.

Seakan-akan gua, dengan situs arkeologinya, merupakan buku diary bagi sejarah kehidupan kita sekaligus kunci jawaban dari mana asal nenek moyang kita sebenarnya.”

5.Sebagai bentukan yang bernilai spiritual maupun keagamaan.

” Gua merupakan salah satu tempat tujuan beberapa orang yang ingin berkegiatan speiritual seperti bertapa, menyepi atau hanya sekedar untuk meminta wangsit dari penunggu gua. Kegiatan seperti ini banyak ditemukan di gua-gua di Alas Purwo dan Pulau Nusakambangan. Gua-gua di Jawa pun diyakini oleh penduduk sebagai tempat bermukimnya kekuatan halus yang terkadang dianggap keramat oleh penduduk setempat.”

” Selain itu gua juga dapat menjadi tempat beribadah seperti di Bali atau beberapa tempat di Thailand di jadikan kuil. Jadi, gua juga dapat dijadikan tempat sebagai aktivitas beragama bagi orang-orang tertentu.”

6.Untuk pertanian yang khusus dan kepentingan industri.

” Karst merupakan lahan yang unik terkadang di beberapa tempat sangat kering dan tandus. Sehingga, cara bercocok tanam pun sangat berbeda dengan lahan di tempat lain. Di Gunung kidul orang berladang dengan membuat teras-teras untuk mencegah erosi tanah sekaligus juga dapat membantu sebagai penahan laju air.”

” Karst juga dapat sebagai sumber “industri” yang penting. Namun sampai saat ini masih sebatas kepetntingan untuk industri semen yang cenderung menghancurkan ekosistem karst.”

7.Sebagai “jendela” untuk memahami hidrologi regional.

” Karst memilik sistem hidrologi yang unik. SIstem hidrologi di karst tidak bisa disamakan dengan sistem hidrologi non-karst. Sehingga, sistem hidrologi di karst berpotensi sebagai “jendela” untuk lebih memahami hdrologi secara luas.”

8.Sebagai sumber bahan yang berekonomi sangat penting khususnya air bawah tanah.

” Sudah tidak diragukan lagi, kawasan karst merupakan salah satu kawasan tandon air raksasa yang menjanjikan ketersediaan air yang tiada henti. Sungai bawah tanah yang mengalir di dalam nya seakan tidak pernah lelah mengalirkan air.

Salah satunya adalah kawasan karst Gombong, berkilo-kilo pipa pralon dipasang di dalam gua hanya untuk mengambil air bersih dari dalam gua untuk keperluan hidup sehari-hari.
Beberapa kota sangat bergantung dengan ketersediaan air karst yang tidak pernah kering meskipun di musim kemarau atau pun keruh di musim hujan.

Proyek pemanfaatan air sungai bawah tanah terbesar saat ini adalah proyek Gua Bribin yang telah menggunakan teknologi terkini untuk mewujudkannya. Diharapkan, proyek Gua Bribin akan mengubah image daerah Gunung Sewu sebagai daerah kering dan tandus.

“Karst, merupakan tandon air yang menjanjikan air bersih yang tidak akan habis sepanjang kawasan karst dikelola dengan baik dan benar, perlindungan secara menyeluruh kawasan karst adalah salah satu strategi yang perlu diterapkan.Proyek Bribin

Namun apakah hal ini akan terjawab di Indonesia ??? Sementara, investor penambangan kapur menyerbu masuk Indonesia setelah kesulitan mendapatkan ijin di Malaysia, Vietnam, Thailand yang setidkanya telah mempunyai kebijakan untuk melindungi karst-nya lihatlah Ha Long Bay (Vietnam) dan Phang Nga (Thailand) yang telah menjadi daerah tujuan wisata hanya karena keunikan bentang alamnya.

Kapan Indonesia akan melindungi karst-nya ??? apakah akan menunggu setalah wajah karst indonesia bopeng-bopeng terampas oleh penambangan,

Gunung Sewu tidak lagi sewu ( = seribu) …, Pegunungan Seribu (Sumatra) tidak lagi seribu … kita tidak boleh hanya menunggu itu terjadi …

9.Untuk berwisata dan segala bentuk keuntungan ekonomi yang mengikutinya.

Visit Indonesia

Mungkin wisata gua dan karst di indonesia menjadi tempat favorit Visit Indonesia 2008

10.Sebagai tempat wisata yang alami baik pemandangan maupun tantangannya.

”Karst telah menjadi tujuan wisata yang mahal, contohnya Thailand. Thailand telah berhasil menawarkan karstnya untuk wisata hanya berkeliling pulau-pulau karst yang menjulang tinggi, serta melalui gua laut dengan perahu atau mengunjungi James Bond Island (Khoh Tapu) hanya karena pernah digunakan shooting Film ”James Bond” dan ”The Beach”James Bond Island

Saat ini, Vietnam tengah memasarkan Ha Long Bay sebagai kawasan wisata dengan resort-resort yang tarifnya ribuan Dolar permalam. Wisata mengelilingi pulau dengan perahu tradisional Vietnam merupakan salah satu keunikan yang ditawarkan.

Tetangga dekat kita, Malaysia, telah menawarkan wisata gua di Gua Mulu dan Gua Niah bahkan kawasan ini telah dikukuhkan sebagai World Heritage.

Lantas bagaimana dengan wisata karst dan gua Indonesia???

Apakah puas dengan wisata ”pengorbanan” Gua Jatijajar yang telah menyulap gua menjadi galeri patung, atau Gua Gong yang cukup puas dengan keindahan yang semakin lama semakin tidak bisa dinikmati karena keindahan itu telah mati secara perlahan seiring meningkatnya kunjungan wisata.

Mungkin, Gua Buniayu bisa menjadi contoh pengelolaan wisata gua yang lebih baik. Seandainya wisata gua seperti di Gua Buniayu bisa dikembangkan di gua wisata di Indonesia khususnya Jawa, mungkin wisata gua Indonesia menjadi tujuan tersendiri …..”

Further interesting reading :

IUCN South Africa

IUCN WCPA